Senin, 08 Mei 2017

Rakit Bambu Di Sungai Ogan Baturaja Timur OKU, Anda Sering lihat ?

Jika saya mengajukan pertanyaan diatas, mungkin pembaca akan menjawab dengan kata “sering lihat “terutama bagi pembaca yang tinggal daerah sekitar sungai Ogan Baturaja.


Rakit Bambu Di Sungai Ogan Baturaja Timur OKU

Namun…yang sering dilihat oleh pembaca adalah rakit – rakit yang sering digunakan sebagai tempat mencuci pakaian,bukan rakit – rakit yang berukuran panjang seperti yang saya muat pada fhoto diatas.

Saya yakin pembaca jarang sekali melihat rakit – rakit yang berukuran panjang tersebut, begitupun juga saya.Hal ini wajar saja sebab rakit – rakit tersebut hanya mampir atau singgah beberapa hari saja di dekat jembatan Ogan II.

Kisah Singkat Membuat Fhoto Rakit di Sungai Ogan
Saya sudah cukup lama menunggu kehadiran rakit – rakit yang bersandar ditepi sungai Ogan dekat Jembatan Ogan tersebut.

Tidak mudah untuk mengabadikan fhoto – fhoto rakit tersebut secara keseluruhan , kalau difhoto dari atas jembatan, maka akan terhalang oleh kabel – kabel listrik dan besi – besi pengaman jembatan.

Jika dari atas tebing tempat rakit –rakit tersebut bersandar cukup sulit,sebab tidak ada jalan menuju ke bawah kalaupun ada lokasi tebingnya cukup miring dan ditambah dengan banyaknya tanaman penghalang.

Jadi salah satu cara yang tepat menurut saya adalah dari seberang sungai,sehingga semua badan rakit – rakit tersebut bisa saya fhoto dengan baik.

Pernah sebelum saya ambil fhoto – fhoto diatas, saya menunda untuk memfhotonya karena hari sudah sore dan mau hujan.Pikir saya mungkin waktu pagi adalah waktu yang tepat untuk memfhoto objek tersebut.

Namun ternyata rakit –rakit tersebut sudah berlayar dan saya mencoba untuk mengejarnya ke hilir sungai, tetapi usaha saya sia – sia belaka.

Sehingga pada suatu siang, saya beruntung masih melihat ada rakit –rakit lagi yang bersandar di tebing dekat jembatan Ogan II Baturaja dan saya buru – buru mengabadikan rakit tersebut beberapa kali, Fhoto diatas adalah hasilnya.


Dari mana, Mau Kemana Rakit – Rakit tersebut ?

Rakit – rakit Bambu tersebut memang berasal dari daerah Hulu Sungai Ogan yang memang masih banyak Bambu – Bambu.Rakit tersebut disusun sedemikian rupa dengan panjang sekitar 4 – 6 Meter per satu rakit dengan 5 – 8 susunan bambu secara vertikal.

Bambu – bambu tersebut dibeli dari penduduk yang memiliki pohon bambu yang sudah tua dan akan dijual kembali ke daerah Hilir sungai atau ke Kota Palembang.

Di Kota Palembang bambu – bambu ini sangat banyak gunanya dan peminatnya, sehingga harganya lebih mahal.

Namun untuk membawanya sampai Ke Kota Palembang bukanlah hal yang mudah, butuh waktu berminggu – minggu untuk sampai ketujuan.Akan tetapi semakin lama bambu terendam kedalam sungai, maka kualitas bambu akan semakin baik, karena tidak mudah dimakan oleh rayap.


Kenapa Jarang melihat Rakit – Rakit bambu tersebut ?

Salah satu Faktor terbesar yang menjadikan kita jarang melihat rakit-rakit yang berukuran panjang melintas di sungai Ogan Baturaja adalah Karena Volume Air Sungai.

Volume air sungai menjadi salah satu pertimbangan para pengemudi rakit apakah bisa di bawa melintasi Sungai Ogan atau tidak.

Jika sedang musim hujan, maka sungai akan banjir sehingga tidak mungkin rakit – rakit akan bisa lancar berlayar, sebab rakit akan sulit dikendalikan ( arus deras ) dan akan lebih mudah tersangkut dan sambungan rakit akan mudah putus.

Namun jika musim kemarau, maka volume air akan kecil, sehingga akan membuat rakit – rakit tersebut akan tersangkut pada kayu – kayu atau benda –benda lainnya di dasar sungai Ogan.

Jadi saat yang tepat adalah saat volume air tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, seperti volume sungai ogan saat saya mengambil gambar diatas.

Selain itu juga factor permintaan dan ketersediaan bahan baku bambu itu sendiri, sehingga membuat kita jarang melihat rakit – rakit tersebut melintas di sungai Ogan.


Kenapa Rakit – Rakit tersebut Mampir di Dekat Jembatan Ogan II ?


Rakit Bambu Di Sungai Ogan Baturaja Timur OKU

Kalau saya perhatikan posisi bersandarnya rakit – rakit tersebut sudah sangat tepat, sebab arus air di tepi bawah jembatan Ogan tersebut cukup tenang dan cukup dalam.

Arus yang cukup tenang akan membuat rakit –rakit tersebut tidak mudah terbawa arus dan kedalaman sungai ditempat tersebut tidak akan membuat rakit – rakit tersebut tersangkut.

Disamping itu juga, jika ingin membeli kebutuhan bahan pokok  atau lainnya untuk persiapan selama berlayar, cukup mudah.Dengan memanjat tebing, maka sampailah para pengemudi rakit – rakit tersebut keatas daratan dan bisa membeli kebutuhan pada toko – toko yang banyak di Jalan Lintas Sumatera.

Disamping itu juga selama bersandar di Bawah Jembatan Ogan II, maka para pengemudi rakit bisa, memperkuat tali – temali rakit agar tidak mudah putus saat sedang berlayar.

Selain itu juga bisa mengamati perkembangan volume air sungai Ogan, sehingga bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk berlayar dan biasanya pagi hari rakit – rakit tersebut sudah mulai berlayar ke hilir.

Saat volume air sedang stabil rakit – rakit tersebut biasanya terdiri dari 4 sampai 5 sambungan, tetapi kalau volume air sedang surut misalnya saat musim kemarau biasanya rakit – rakit tersebut hanya 2 sambungan saja.

Dengan 2 sambungan saja, sehingga akan memudahkan para pengemudi rakit tersebut untuk membelokkan rakit jika banyak rintangan di sungai.

Untuk memasak biasanya para pengemudi ini memasak di atas rakit dan akan berhenti pada posisi air yang dalam dan tidak berarus deras.

Demikianlah artikel singkat ini dibuat semoga bermanfaat, jika ada kesalahan pada Ide dan Penulisan saya mohon maaf.

Comments


EmoticonEmoticon